Jumat, 09 Juni 2017

Laboratorium

Osteologi
Tulang vertebrata membentuk rangka dalam berfungsi sebagai pembentuk tubuh, menhan dan menegakkan tubuh, melindungi bagian dalam tubuh, tempat melekatnya otot, sebagai alat gerak pasif, dan tempat pembentukan sel-sel darah. Sesuai pendapat Triono (2015) Fungsi tulang sendiri adalah sebagai kerangka, penopang tubuh manusia dan tempat melekatnya otot, sehingga tubuh dapat bergerak maksimal. Tidak hanya itu, beberapa bagian tulang juga memiliki fungsi untuk melindungi organ lain didalam tubuh. Seperti tulang tengkorak yang berfungsi melindungi otak dari berbagai macam benturan dari luar, susunan tulang rusuk yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dan sebagainya.
Tulang merupakan jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat dan bahan pengisi. Ditinjau dari bentuknya dibagi menjadi empat kelompok yaitu ossa longa, ossa plana, ossa brevia, dan ossa irregularis. Sesuai dengan pendapat  Bobby (2013) Tulang dikelompokkan menurut bentuknya menjadi Tulang pipa, Tulang pendek, Tulang pipih, Tulang tak beraturan.
Kerangka dari tulang terbagi menjadi tiga bagian yaitu axial, appendicular dan visceral. Sependapat dengan Soeharsono (2010) Berdasarkan letak dan fungsinya, tulang dibagi dalam 3 kelompok yaitu Axial Skeleton (kerangka sumbu), Appendicular skeleton (tulang anggota gerak), Viesceral skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ lunak). Jumlah tulang dari hewan sejenis dapat berbeda-beda tergantung dari umur hewan tersebut.

Anatomi Ambing
Ambing mrupakan karakteristik utama pada semua mamalia. Ambing berasal dari kelenjar kulit yang tertutup oleh bulu kecuali pada putingnya. Ambing dibagi menjadi dua bagian, bagian kanan dan bagian kiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Leondro (2009), bahwa Ambing terbagi menjadi 2 bagian yaitu sebelah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh Jaringan pemisah yang tebal dan terletak memanjang dan membantu melekatnya  ambing yang disebut central suspensory ligament.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya susu dalam ambing dan faktor genetik. Menurut Sasono (2003), bentuk ambing pada sapi perah dapat menentukan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Ambing yang baik adalah yang besar, pertautan antarotot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta puting tidak lebih dari empat.
Ambing ternak perah dibagi menjadi dua bagian, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar ambing terdiri dari bulu, kulit, puting dan ligamentum, sedangkan bagian dalam ambing terdiri dari alveoli, milk ductus, gland cistern, teat cistern, streak canal dan otot spinchter, rossete of furstenburg dan teat meatus. Puting merupakan saluran keluarnya air susu. Puting berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Hal tersebut sesuai dengan IKAPI (2008), bahwa bentuk dan ukuran keempat puting sama, silindris, penuh, bergantung, dan letaknya simitris.

Reproduksi Betina
Ovarium
Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi menghasilkan ovum (sel telur) dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2009) bahwa ovarium mempunyai dua fungsi menghasilkan sel telur atau ovum dan mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesterone. Ligamentum yang menggantung ovarium disebut mesovarium dan ligamentum utero ovarika.
Oviduct
Oviduct/tuba falopi terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Fungsi infundibulum adalah menangkap ovum saat ovulasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Frandson (1992), Infudibulum terletak didekat Ovarium yang berfungsi menangkap folikel yang telah masak (ovum).
Servik
Fungsi serviks yaitu menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad renik (mikroorganisme) ke dalam uterus, dan untuk menyeleksi spermatozoa. Hal itu sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Lumen serviks selalu tertutup kecuali waktu birahi (estrus) dan melahirkan.

Reproduksi Jantan
Testis
Fungsi utama testis yaitu menghasilkan spermatozoa dan menghasilkan hormon-hormon androgen. Sesuai pendapat Frandson (1992) testis merupakan organ reproduksi jantan yang mempunyai dua peranan penting, yaitu menghasilkan spermatozoa dan menghasilkan hormon testosteron. Sel Leydig dikenal menghasilkan hormon androgen (testosterone
Sekunder
Epididimis merupakan organ sekunder pada organ reproduksi jantan dan memiliki bentuk bulat panjang dan berkelok, terletak di atas testis. Sesuai pendapat Ulum (2013) bahwa epididimis merupakan saluran tunggal memanjang berliku pada sisi medial testis. Epididimis merupakan organ reproduksi jantan yang terletak setelah tetes, yang memiliki fungsi, transport, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Vas deferens merupakan organ reproduksi yang menghubungkan epididymis dengan uretra, sehingga sel sperma yang sudah matang dapat diteruskan ke uretra. Hal ini sesuai dengan pendapat Wodzicka (1991) yang menyatakan bahwa Vas deferens merupakan sambungan langsung dari bagian ekor epididymis. Saluran ini lewat secara pararel menuju testis masuk ke spermatic cord dibagian tengah dan mesorchium dan melalui lubang inguinal terus ke lipatan genital peritoneum.

Sistem Pencernaan
Ternak perah merupakan hewan ternak yang diutamakan dalam produksi susunya. Produksi susu pada ternak perah berhubungan erat dengaan konsumsi pakan yang diberikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asmarasari (2009) bahwa Efisiensi produksi susu berhubungan dengan efisiensi pemberian pakan dan produksi susu. Produksi susu dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan termasuk manajemen dan pemberian pakan.
Organ pencernaan sapi perah terdiri dari mulut, esophagus, rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut buku), abomasum (perut sejati), usus halus, dan usus besar. Rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dibantu tiga jenis mikroba yaitu bakterti dengan populasi 1010-1011, Protozoa dengan populasi 105-106, dan fungi dengan populasi 102-103. Hal tersebt sesuai dengan pendapat Muslim (2014) yang menyatakan bahwa terdapat empat jenis mikroba yang menguntungkan yaitu bakteri, protozoa, jamur (fungi),dan virus pada kondisi ternak yang sehat. Dari keempat jenis mikroba tersebut, bakteri mempunyai jenis dan populasi tertinggi.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Usus besar juga terbagi menjadi tiga bagian yaitu sekum yang berfungsi sebagai tempat fermentasi secara kecil, kolon yang berfungsi menyerap air secara besar-besaran dan VFA secara kecil, dan rektum sebagai tempat pengeluaran sisa pencernaan. Sesuai dengan pendapat Purbowati (2014) Fungsi usus halus adalah dalam penyerapan nutrisi, sedangkan usus besar adalah penyerapan air, sekresi beberapa mineral seperti kalsium, tempat penampungan pakan yang tidak tercerna, dan fermentasi oleh bakteri.

Dapus
Asmarasari, S.A. 2009. ” Respons Pemberian Probiotik Dalam Pakan Terhadap Produksi Susu Sapi Perah”. Semiloka Nasional.
Bobby Irawan Albertus. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika Dan Komputer Fti Unsa
Frandson, R. D. 1992. Anatomi Dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.
IKAPI. (2008). Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta
Leondro, Henny. 2009. Dasar Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Kanjuran. Malang
Muslim, G. 2014. “Aktivitas Proporsi Berbagai Cairan Rumen Dalam Mengatasi Tannin  Dengan Tehnik In Vitro”. Jurnal Peternakan Sriwijaya  Vol. 3, No. 1.
Purbowati. E, E. Rianto, W. S. Dilaga, C. M. S. Lestari, Dan R. Adiwinart. 2014. Bobot Dan Panjang Saluran Pencernaan Sapi Jawa Dan Sapi Peranakan Ongole Di Brebes. Jurnal Peternakan Indonesia, Vol. 16(1)
Santoso, Hb, 2009, Gambaran Struktur Mikroanatomi Uterus Mencit ( Mus Musculus L) Setelah Pemberian Fraksi N-Heksana Dan Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Durian (Durio Zibethinus Murr), J, Bioscientia, Iv (2) : 12
Sasono, A. 2011. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta. Agromedia.
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjajaran. Bandung
Triono Puji, Murinto. 2015. Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Mendeteksi Fraktur Tulang Dengan Metode Deteksi Tepi Canny. Jurnal Informatika Vol. 9, No. 2.
Ulum, M. F. 2013. Pencritaan Ultrasonografi Organ Reproduksi Domba Jantan Ekor Tipis Indonesia. Jurnal Buletin Anatomi Dan Fisiologi Volume 16 (2).
Wodzicka, M, I.K. Sutama, I. G. Putu, T.G. Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah Laku Dan Produksi Ternak Di Indonesia. Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

1 komentar:

  1. Hard Rock Hotel and Casino Reno, NV - MapyRO
    Find the 이천 출장마사지 best Hard Rock Hotel and Casino Reno area 군포 출장샵 and get detailed customer 보령 출장마사지 reviews, 군산 출장샵 videos, photos, geolocation data 밀양 출장안마 and more.

    BalasHapus