Latar Belakang
Ukuran-ukuran tubuh ternak dapat
digunakan untuk menduga bobot badan. Salah satu metode praktis adalah dengan menggunakan
lingkar dada. terdapat beberapa rumus penduga
bobot badan ternak menggunakan lingkar dada yaitu
Schoorl, Winter, dan Denmark. Rumus-rumus tersebut dapat digunakan untuk sapi, kambing, domba, babi dan kerbau.
penentuan grade kambing
PE (Peranakan Ettawa) berdasarkan pada ciri-ciri karakteristik kualitatif maupun kuantitaif . sifat
kualitatif yang diamati adalah sebaran pola warna pada seluruh badan mulai dari
kepala sampai kaki. Sifat kuantitatif yang
diamati meliputi tinggi gumba, panjang badan, dan bentuk telinga, profil
muka, bentuk mandibula rahang bawah, tanduk dan panjang bulu.
Pengetahuan
mengenai penampilan ternak bibit unggul menjadi suatu hal yang mutlak dalam
rangka meningkatkan daya produksi ternak selanjutnya. Taksiran kemampuan seekor
ternak dalam berproduksi dapat diketahui melalui pemanfaatan kriteria
ukuran-ukuran tubuh. Peningkatan ukuran tubuh akan terjadi seiring dengan
bertambahnya umur pada ternak.
Pembahasan
sapi
Sapi perah yang berkualitas merupakan salah satu aspek utama penentu
keberhasilan usaha peternakan sapi perah. Penilaian sapi perah dengan metode
PDCA dibagi menjadi lima komponen yaitu frame (15%), dairy character (20%),
body capacity(10%), legs and feet (15%), dan mammary system (40%). Menurut Blakely (1995) Kartu skor dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu
penampilan umum (30 nilai), sifat sapi perah (20 nilai), kapasitas badan (20 nilai),
sistem mammae (30 nilai).
Pengukuran lingkar dada dilakukan
dengan melingkarkan metkine dari chest sat uke chest yang lain. Hasil
pengukuran pada saat praktikum lingkar dada yang didapatkan 198 cm. Menurut
syawal (2013) rata-rata lingkar dada sapi friesian
holstein (FH) 175-190 cm. Waktu pertumbuhan sapi mulai memasuki masa dara atau
pubertas terjadi perubahan ukuran lingkar dada yang berkorelasi dengan pakan
yang diberikan. Lingkar dada ini memiliki
keeratan hubungan yang tinggi dengan prediksi nilai bobot badan sapi .
Lebar dada
saat dilakukan pengukuran adalah 19 cm. Penelitian Tazkia (2009) menghasilkan
bahwa lebar dada sapi perah dara memiliki nilai kisaran 31,23-48,42 cm. perbedaan
hasil pengukuran lebar dada sapi perah karena kurang teliti dalam pengukuran.
kambing
Pengukuran lingkar dada dilakukan
dengan melingkarkan metkine dari chest satu ke chest. Berdasarkan praktikum diperoleh hasil dari pengukuran lingkar dada
90 cm. sesuai pendapat Hartawan (2015) lingkar dada kambing PE adalah 82,0-99,0
cm.
Pengukuran
panjang badan dilakukan dari point of shoulder sampai pin bone dan pengukuran
tinggi badan dilakukan dengan mengukur panjang badan dimulai dari wither sampai
ke tanah. Hasil pengukuran Panjang badan 83 cm dan tinggi badan 83 cm. sesuai
pendepat Saputra
(2013) bahwa ukuran panjang badan Peranakan Etawa 69,0-78,0
cm, serta tinggi badan 73,0-80,0.
Kambing
memiliki ambing yang terletak di antara perut dan dua kaki belakang, melalui
perantaraan jaringan ikat. Kambing terdapat tiga bentuk ambing yaitu bentuk
buah pear, oval, dan globular. Sesuai pendapat Gall (1980) Bentuk dan anatomi
ambing pada kambing dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu bentuk ambing
yang memanjang seperti buah pir, bentuk ambing oval (tipe Alpine), dan bentuk ambing
globular (bangsa Saanen).
handling
Handilng adalah cara
mengendalikan ternak. Sependapat dengan Kartasudjana (2001)
Handling merupakan suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling
diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di
dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin
keamanan ternak itu sendiri, mempermudah penanganan sehari – hari. Pengetahuan
yang berkaitan dengan penanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau
tambang, cara mengikat juga perlu diketahui dengan baik.
Tujuan dari pembuatan
tali berangus adalah agar ternak mudah dipindahkan dan mudah dikendalikan.
Sesuai pendapat Yulianto (2014) Mengikat sapi adalah menjaga agar sapi tidak
lepas dan tidak pergi kemana-mana. Untuk menuntun sapi biasanya digunakan
pengikat dengan simpul.
Model tali yang digunakan
pada sapi biasanya Tali keluh, merupakan tali yang menembus lubang hidung sapi
dari kanan ke kiri. Sesuai pendapat santosa (2010) Cara menuntun ternak
sapi yang telah dewasa dan agak ganas memerlukan penanganan dengan bantuan tali
atau tambang yang ditusukkan atau di tendok melalui sekat hidungnya.
Penusukkan sekat hidung sapi dewasa umumnya dilakukan dengan menggunakan
tang penusuk hidung ( nose punch) yang telah diolesi antiseptik
terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang,
dipasang cincin bertali untuk menuntun ternak sapi tersebut.
Dapus
Blakely, J Dan Bade, D. H. 1995. Ilmu
Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gall, C. 1980. Relationship Between Body Conformation And
Production In Dairy Oats. J. Dairy Sci. 63
(10) : 1768 – 1778.
Kartasudjana
Ruhyat. 2001. Teknik Produksi Ternak Ruminansia. Modul Program Keahlian Budaya
Ternak. Jakarta
Martini Hartawan, Ketut Suriasih. 2015. Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah Yang Diternakkan Di Dataran Tinggi
Dan Dataran Rendah. Jurnal Animal Agriculture.
4 (1) : 1 – 6.
Santosa, U. 2010. Mengelola Peternakan Sapi Secara
Profesional. Jakarta. Penebar Swadaya
Saputra, Y., A. T. A. Sudewo Dan S. Utami. 2013. Hubungan Antara
Lingkar Dada, Panjang Badan, Tinggi Badan Dan Lokasi Dengan Produksi Susu
Kambing Sapera. Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (3): 1173 -1182
Syawal
Sutomo, Bagus Priyo Purwanto, Idat Galih Permana. 2013. Studi Hubungan Respon
Ukuran Tubuh Dan Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Pedet Dan Dara Pada
Lokasi Yang Berbeda. Jitp Vol. 2 No. 3
Tazkia,
R, Dan A. Anggraeni. 2009. Pattern And Estimation Of Growth Curve For Friesian
Holstein Cattle In Eastern Area Of Kpsbu Lembang. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan Dan Veteriner.
Yulianto purnawan dan cahyo saparinto. 2014. Beternak
sapi limousine. Penebar swadaya. Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar