Jumat, 09 Juni 2017

Anatomi Fisiologi Unggas

Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Fisiologi adalah salah satu dari cabang – cabang biologi yang mempelajari seluk beluk proses serta kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup (berlangsungnya sistem kehidupan). Anatomi dan fisiologi unggas berarti ilmu yang mempelajari letak dan fungsi organ pada unggas.
Unggas termasuk hewan homioterm (homiothermic) artinya temperatur tubuh unggas konstant 40C – 41C. Kecepatan metabolisme unggas tinggi sekitar 4 jam artinya sejumlah pakan yang dimakan akan dikeluarkan lagi sebagai ekskreta setelah 4 jam mengalami metabolisme. Unggas memiliki sistem saraf yang berkembang dengan baik tetapi tidak punya saraf pembau dan kelenjar keringat. Unggas memiliki pertumbuhan yang relatif cepat.
Alat reproduksi unggas hanya sebelah kiri yang berkembang, sedangkan yang kanan mengalami rudimenter. Organ reproduksi unggas jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Organ reproduksi betina terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Praktikum anatomi dan fisiologi unggas dilakukan guna untuk mengetahui dari Anatomi dan Fisiologis unggas yang ditinjau dari body covering, sistem kerangka, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem sirkulasi, ekskresi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem hormonal pada ternak unggas.

Tinjauan Pustaka
Bulu merupakan salah satu penutup tubuh bagian unggas. Pertumbuhan bulu dimulai pada hari kelima penetasan dengan tumbuhnya folikel (germ). Berat bulu sekitar 4% - 9% dari berat badan, tergantung pada jenis kelamin, umur dan individu. Bulu tumbuh pada traktus bulu (pterylae) pada bahu, paha, ekor, dada, leher, perut, kaki, punggung, sayap dan kepala. Secara alam bulu ayam akan meranggas (molting) yang diikuti dengan berhentinya produksi telur (Yuwanta, 2004).
Tulang merupakan struktur keras yang menunjang dan melindungi jaringan lunak hewan. Struktur kerangka pada unggas terdiri atas tulangtulang yang padat, ringan, dan sangat kuat. Umumnya tulang panjang pada unggas memiliki rongga yang membuatnya menjadi ringan, dan kebanyakan dari tulang tersebut menyatu dan membentuk struktur yang sangat kuat sebagai tempat perlekatan bagi otot yang digunakan untuk terbang (Nasution, 2013).
Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding saluran pencernaan. Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka (Zainuddin, 2014).
unggas mempunyai kantung udara sebagai tambahan untuk paru-parunya. Kontraksi dan relaksasi antung udara akan memventilasi paru-paru, yang memaksa udara mengalir dalam satu arah melalui pipa paralel kecil dalam paru-paru yang disebut parabronki. Pertukaran gas terjadi melewati dinding parabronki (campbell, 2004)
Darah mempunyai komposisi cairan plasma, garam, zat-zat kimia lainnya, eritrosit dan leukosit. Kadar darah pada DOC kurang lebih 5% dari berat tubuh ayam, sedangkan pada ayam dewasa kurang lebih 9%. Peredaran darah ayam diatur oleh denyut jantung. Sistem peredaran darah ayam termasuk peredaran darah ganda yang dibantu oleh pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena (rahayu, 2011)
Sistem ekskresi mempunyai peranan pusat dalam homeostatis. Sitem ekskresi berfungsi dalam pembuangan limbah maupun keseimbangan air. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh.(campbell, 2004).
Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan oleh kadar protein, lemak dan kalsium. Nutrisi pakan akan menyebabkan peningkatan hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan sel telur, merangsang peregangan tulang pubis dan pembesaran vent guna mempersiapkan ayam betina untuk bertelur. Pemberian pakan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin terutama organ reproduksi mulai dari ovarium sampai kloaka (Horhoruw. 2012).
Sistem sarah pada unggas berintegrasi dengan fungsi tubuh yang diatur oleh sistem saraf yang berpusat di otak. Elemen pokok sistem saraf adalah sel nervus yang berfungi memerinta untuk menjalankan proses. Sel-sel nervus berpusat di otak, spinal cord dan ganglion (yuwanta, 2004).
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, bahkan beberapa tahun. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ tertentu (Purwanto, 2011)

Pembahasan
body
Body covering merupakan penutup tubuh unggas yang terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis adalah bagian tubuh yang dialiri darah, sedangkan epidermis merupakan bagian tubuh yang tidak dialiri darah. Dermis terdiri kulit, comb, pial, cuping, sedangkan bagian epidermis terdiri dari bulu, kuku, sisik, paruh. Sesuai dengan pendapat Yuwanta (2004) beberapa tubuh seperti jengger, gelambir dan lubang telinga menyatu dengan kulit bagian dalam (dermis), sedangkan bulu, paruh, sisik, dan kuku tumbuh pada bagian epidermis (bagian luar).
Salah satu organ yang khas dari unggas adalah bulu. Menurut bentuknya bulu dibagi menjadi tiga yaitu pulmae, plumulae dan filoplumae. Menurut Sari (2013) terdapat tiga bulu plumae pada unggas dewasa yaitu bulu contur, remiges dan tetrices.
Hampir seluruh tubuh unggas ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis bulu Aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh (plumae). Fungsi bulu untuk penutup tubuh, alat bantu terbang, alat sekundary sex dan sebagai termoregulator. Sesuai dengan pendapat Sari (2013) Bulu yang tumbuh pada tubuh seekor unggas memiliki kegunaan yang berbeda dan tergantung pada tempat tumbuhnya di tubuh.
tulang
Tulang merupakan satu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat melekatnya otot. Sependapat dengan Pearce (2006) kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi bebrapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tullang unggas termasuk kompak, ringan dan sangat kuat.
Fungsi dari kerangka yaitu sebagai alat gerak pasif, melindungi organ dalam, pembentukan darah, sebagai penopang tubuh, melekatnya otot dan untuk terbang. Sesuai pendapat Nasution (2013) Tulang merupakan struktur keras yang menunjang dan melindungi jaringan lunak hewan. Morfologi tulang unggas diadaptasikan untuk terbang, walaupun tidak semua dapat melakukan hal tersebut.
Kerangka dibagi menjadi dua yaitu kerangka axial dan kerangka appendikuler. Kerangka axial meliputi kepala dan dan columna vertebralis. Pembatas kepala dan leher adalah atlas dan aksis. Menurut Franson (1993) Atlas tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis,  sedangkan Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi.
Pencernaan
Pencernaan merupakan proses pemercahan bahan pakan dari partikel besar menjadi partikel kecil agar mudah dicerna. Sependapat dengan Anggorodi (1994) Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka.
Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas
kecil. Makanan ditampung di dalam crop mengalami proses dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus. Sesuai pendapat Zainuddin
(2014) bahwa Unggas menimbun makanan yang dimakan di dalam tembolok. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus.
Makanan setelah disimpan dalam tembolok kemudian digiling dalam gizzard. Sesuai pendapat Yuwanta (2004) Fungsi utama gizzard tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikelpartikel makanan. Gizzard terjadi pencernaan secara mekanis dengan bantuan kerikil (grid). Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan pada proses pencernaan di gizzard.
Ekskresi
Organ sistem urinasi unggas terdiri atas dua ginjal (Renes) dan dua saluran urine (ureter). Masing-masing ginjal terdiri dari tiga gelambir berwarna coklat-merah. Sependapat dengan Setijanto (1998) ginjal normal pada ayam berwarna merah kecoklatan.
Fungsi sistem ekskresi aladah pengeluaran sisa melabolisme yg tidk digunakan lagi. Sependapat dengan alipin (2016) Ginjal merupakan salah satu organ detoksifikasi yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk urin dan senyawa toksik. Ginjal sebagai organ ekskresi yang mengontrol volume cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, ekskresi sisa-sisa produk metabolisme, mengatur aktivitas metabolisme seperti transpor aktif (elektrolit, protein dan asam amino, asam organik), kontrol keseimbangan asam basa dan metabolisme xenobiotik
Secara histologis ginjal terdiri dari unsur utama glomerulus, tubuli dan interstitium, dan pembuluh darah. Menurut Ganong (2003) Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di ginjal (filtrasi glomerulus). Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal, volume cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus (penyerapan kembali air dan zat terlarut dari cairan tubulus) dan proses sekresi tubulus (sekresi zat terlarut ke dalam cairan tubulus) untuk membentuk kemih (urine) yang akan disalurkan ke dalam pelvis renalis.

Dapus
Alipin Kartiawati, Ardi Mufarriz Fadilah, Yasmi P. Kuntana. 2016. Gambaran Morfologis Ginjal Ayam Yang Diberi Ransum Mengandung Temulawak Serta Pengaruhnya Terhadap Bobot Badan. Seminar Nasional Pendidikan Dan Saintek
Anggorodi, H.R. 1994. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Pt. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Franson , R.D . 1993 . “Anatomi Dan Fisiologi Ternak” . Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Ganong W. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Widjajakusumah MD, Irawati D, Siagian M, Moelek D, Pendit BU. Penerjemah; Widjajakusumah MD,editor. Edisi 20. Jakarta: EGC. Terjemahan dari Review of Medical Phisiology. 671-675
Nasution, I., Shinta, M., Dan Hamny. 2013. Rasio Ketebalan Dinding Terhadap Diameter Tulang Humerus Ayam Kampung (Gallus Domesticus) Dan Burung Merpati (Columba Domestica). Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7, No. 1
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi Dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sari, W, Samsul, K, Dan Riza U. 2013. Perbandingan Tipe Dan Perkembangan Bulu Pada Tiga Jenis Unggas. Prosiding Semirata Fmipa. Universitas Lampung. Lampung.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
Zainuddin, Dian M, Yusni M, Dan Fitriani. 2014. Struktur Histologi Tembolok (Ingluvies) Pada Unggas. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 8 No. 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar