Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari
bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Fisiologi adalah salah satu
dari cabang – cabang biologi yang mempelajari seluk beluk proses serta kegiatan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (berlangsungnya sistem kehidupan). Anatomi
dan fisiologi unggas berarti ilmu yang mempelajari letak dan fungsi organ pada
unggas.
Unggas termasuk hewan homioterm
(homiothermic) artinya temperatur tubuh unggas konstant 40C – 41C. Kecepatan
metabolisme unggas tinggi sekitar 4 jam artinya sejumlah pakan yang dimakan
akan dikeluarkan lagi sebagai ekskreta setelah 4 jam mengalami metabolisme. Unggas
memiliki sistem saraf yang berkembang dengan baik tetapi tidak punya saraf
pembau dan kelenjar keringat. Unggas memiliki pertumbuhan yang relatif cepat.
Alat reproduksi unggas hanya sebelah kiri
yang berkembang, sedangkan yang kanan mengalami rudimenter. Organ reproduksi
unggas jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Organ reproduksi betina
terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Praktikum anatomi dan fisiologi
unggas dilakukan guna untuk mengetahui dari Anatomi dan Fisiologis unggas yang
ditinjau dari body covering, sistem kerangka, sistem pencernaan, sistem
pernafasan, sistem sirkulasi, ekskresi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan
sistem hormonal pada ternak unggas.
Tinjauan Pustaka
Bulu merupakan salah satu penutup tubuh
bagian unggas. Pertumbuhan bulu dimulai pada hari kelima penetasan dengan tumbuhnya
folikel (germ). Berat bulu sekitar 4% - 9% dari berat badan, tergantung pada
jenis kelamin, umur dan individu. Bulu tumbuh pada traktus bulu (pterylae) pada
bahu, paha, ekor, dada, leher, perut, kaki, punggung, sayap dan kepala. Secara
alam bulu ayam akan meranggas (molting) yang diikuti dengan berhentinya
produksi telur (Yuwanta, 2004).
Tulang merupakan struktur keras yang
menunjang dan melindungi jaringan lunak hewan. Struktur kerangka pada unggas
terdiri atas tulangtulang yang padat, ringan, dan sangat kuat. Umumnya tulang
panjang pada unggas memiliki rongga yang membuatnya menjadi ringan, dan
kebanyakan dari tulang tersebut menyatu dan membentuk struktur yang sangat kuat
sebagai tempat perlekatan bagi otot yang digunakan untuk terbang (Nasution,
2013).
Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang
berperan dalam proses perombakan bahan makanan,
baik secara fisik maupun secara kimia menjadi
zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding
saluran pencernaan. Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka (Zainuddin, 2014).
unggas mempunyai kantung udara sebagai
tambahan untuk paru-parunya. Kontraksi dan relaksasi antung udara akan
memventilasi paru-paru, yang memaksa udara mengalir dalam satu arah melalui
pipa paralel kecil dalam paru-paru yang disebut parabronki. Pertukaran gas
terjadi melewati dinding parabronki (campbell, 2004)
Darah mempunyai komposisi cairan plasma,
garam, zat-zat kimia lainnya, eritrosit dan leukosit. Kadar darah pada DOC
kurang lebih 5% dari berat tubuh ayam, sedangkan pada ayam dewasa kurang lebih
9%. Peredaran darah ayam diatur oleh denyut jantung. Sistem peredaran darah
ayam termasuk peredaran darah ganda yang dibantu oleh pembuluh darah arteri dan
pembuluh darah vena (rahayu, 2011)
Sistem ekskresi mempunyai peranan pusat
dalam homeostatis. Sitem ekskresi berfungsi dalam pembuangan limbah maupun
keseimbangan air. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara
menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh.(campbell, 2004).
Pengaruh pakan terhadap dewasa
kelamin sangat ditentukan oleh kadar protein, lemak dan kalsium. Nutrisi pakan
akan menyebabkan peningkatan hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan
sel telur, merangsang peregangan tulang pubis dan pembesaran vent guna
mempersiapkan ayam betina untuk bertelur. Pemberian pakan dan nilai gizi yang
terkandung di dalamnya sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin
terutama organ reproduksi mulai dari ovarium sampai kloaka (Horhoruw. 2012).
Sistem sarah pada unggas berintegrasi
dengan fungsi tubuh yang diatur oleh sistem saraf yang berpusat di otak. Elemen
pokok sistem saraf adalah sel nervus yang berfungi memerinta untuk menjalankan
proses. Sel-sel nervus berpusat di otak, spinal cord dan ganglion (yuwanta,
2004).
Hormon adalah zat kimia dalam
bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa
detik, hari, minggu, bulan, bahkan beberapa tahun. Hormon dari kelenjar endokrin
mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ tertentu
(Purwanto, 2011)
Pembahasan
body
Body covering merupakan penutup tubuh
unggas yang terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis adalah bagian tubuh yang
dialiri darah, sedangkan epidermis merupakan bagian tubuh yang tidak dialiri
darah. Dermis terdiri kulit, comb, pial, cuping, sedangkan bagian epidermis
terdiri dari bulu, kuku, sisik, paruh. Sesuai dengan pendapat Yuwanta (2004)
beberapa tubuh seperti jengger, gelambir dan lubang telinga menyatu dengan
kulit bagian dalam (dermis), sedangkan bulu, paruh, sisik, dan kuku tumbuh pada
bagian epidermis (bagian luar).
Salah satu organ yang khas dari unggas
adalah bulu. Menurut bentuknya bulu dibagi menjadi tiga yaitu pulmae, plumulae
dan filoplumae. Menurut Sari (2013) terdapat tiga bulu plumae pada unggas
dewasa yaitu bulu contur, remiges dan tetrices.
Hampir seluruh tubuh unggas ditutupi oleh
bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis
bulu Aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis
sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh (plumae). Fungsi bulu untuk penutup
tubuh, alat bantu terbang, alat sekundary sex dan sebagai termoregulator.
Sesuai dengan pendapat Sari (2013) Bulu yang tumbuh pada tubuh seekor unggas
memiliki kegunaan yang berbeda dan tergantung pada tempat tumbuhnya di tubuh.
tulang
Tulang merupakan satu kesatuan sistem yang
tersusun dari banyak tulang yang menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat
melekatnya otot. Sependapat dengan Pearce (2006) kerangka adalah rangkaian
tulang yang mendukung dan melindungi bebrapa organ lunak, terutama dalam
tengkorak dan panggul. Tullang unggas termasuk kompak, ringan dan sangat kuat.
Fungsi dari kerangka yaitu sebagai alat
gerak pasif, melindungi organ dalam, pembentukan darah, sebagai penopang tubuh,
melekatnya otot dan untuk terbang. Sesuai pendapat Nasution (2013) Tulang
merupakan struktur keras yang menunjang dan melindungi jaringan lunak hewan.
Morfologi tulang unggas diadaptasikan untuk terbang, walaupun tidak semua dapat
melakukan hal tersebut.
Kerangka dibagi menjadi dua yaitu kerangka
axial dan kerangka appendikuler. Kerangka axial meliputi kepala dan dan columna
vertebralis. Pembatas kepala dan leher adalah atlas dan aksis. Menurut Franson
(1993) Atlas tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi
satu dengan aksis, sedangkan Aksis mempunyai spinosum
processus yang lebar, tetapi tidak tinggi.
Pencernaan
Pencernaan merupakan proses
pemercahan bahan pakan dari partikel besar menjadi partikel kecil agar mudah
dicerna. Sependapat dengan Anggorodi (1994) Pencernaan
adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran
pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Saluran
pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies),
proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka.
Hewan unggas memiliki
pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas
kecil. Makanan ditampung di dalam crop mengalami proses dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus. Sesuai pendapat Zainuddin (2014) bahwa Unggas menimbun makanan yang dimakan di dalam tembolok. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus.
kecil. Makanan ditampung di dalam crop mengalami proses dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus. Sesuai pendapat Zainuddin (2014) bahwa Unggas menimbun makanan yang dimakan di dalam tembolok. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus.
Makanan setelah disimpan dalam
tembolok kemudian digiling dalam gizzard. Sesuai pendapat Yuwanta (2004) Fungsi
utama gizzard tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikelpartikel
makanan. Gizzard terjadi pencernaan secara mekanis dengan bantuan kerikil
(grid). Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan pada proses pencernaan di
gizzard.
Ekskresi
Organ sistem urinasi unggas
terdiri atas dua ginjal (Renes) dan dua saluran urine (ureter). Masing-masing
ginjal terdiri dari tiga gelambir berwarna coklat-merah. Sependapat dengan
Setijanto (1998) ginjal normal pada ayam berwarna merah kecoklatan.
Fungsi sistem ekskresi aladah
pengeluaran sisa melabolisme yg tidk digunakan lagi. Sependapat dengan alipin
(2016) Ginjal merupakan salah satu organ detoksifikasi yang berfungsi untuk
mengeluarkan zat sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk urin dan senyawa
toksik.
Ginjal sebagai organ ekskresi yang mengontrol volume
cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, ekskresi sisa-sisa produk metabolisme,
mengatur aktivitas metabolisme seperti transpor aktif (elektrolit, protein dan
asam amino, asam organik), kontrol keseimbangan asam basa dan metabolisme
xenobiotik
Secara histologis ginjal
terdiri dari unsur utama glomerulus, tubuli dan interstitium, dan pembuluh darah. Menurut Ganong (2003) Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui
dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di ginjal (filtrasi glomerulus).
Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal, volume cairan filtrat akan
berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus (penyerapan
kembali air dan zat terlarut dari cairan tubulus) dan proses sekresi tubulus
(sekresi zat terlarut ke dalam cairan tubulus) untuk membentuk kemih (urine)
yang akan disalurkan ke dalam pelvis renalis.
Dapus
Alipin Kartiawati, Ardi Mufarriz
Fadilah, Yasmi P. Kuntana. 2016. Gambaran Morfologis Ginjal Ayam Yang Diberi Ransum Mengandung
Temulawak Serta Pengaruhnya Terhadap Bobot Badan. Seminar Nasional Pendidikan Dan Saintek
Anggorodi, H.R. 1994. Nutrisi
Aneka Ternak Unggas. Pt. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Franson
, R.D . 1993 . “Anatomi Dan Fisiologi Ternak” . Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Ganong W. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Widjajakusumah MD, Irawati D, Siagian M, Moelek D, Pendit BU. Penerjemah;
Widjajakusumah MD,editor. Edisi 20. Jakarta: EGC. Terjemahan dari Review of
Medical Phisiology. 671-675
Nasution,
I., Shinta, M., Dan Hamny. 2013. Rasio Ketebalan Dinding Terhadap Diameter
Tulang Humerus Ayam Kampung (Gallus Domesticus) Dan Burung Merpati (Columba
Domestica). Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7, No. 1
Pearce,
Evelyn C. 2006. Anatomi Dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sari,
W, Samsul, K, Dan Riza U. 2013. Perbandingan Tipe Dan Perkembangan Bulu Pada
Tiga Jenis Unggas. Prosiding Semirata Fmipa. Universitas Lampung. Lampung.
Yuwanta, T. 2004. Dasar
Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
Zainuddin, Dian M, Yusni M, Dan Fitriani. 2014. Struktur Histologi
Tembolok (Ingluvies) Pada Unggas. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 8 No. 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar