Jumat, 09 Juni 2017

CMT

Resume
Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil susu yang cukup tinggi, untuk mendapatkan produk susu  yang tinggi perlu diperhatikan manajemen pemeliharaan dari sapi perah. Lingkungan yang tidak bersih dan kotor dapat mengganggu aktivitas ternak dan juga dapat menimbulkan bibit penyakit  terutama pada saat pemerahan susu pada Sapi perah. Salah satu penyakit yang dapat menyerang sapi perah adalah penyakit mastitis.
Mastitis adalah penyakit dari ambing yang disebabkan oleh peradangan kelenjar susu. Mastitis didefinisikan sebagai radang jaringan interna kelenjar ambing. Istilah mastitis berasal dari kata ”mastos” yang artinya kelenjar ambing dan ”itis” untuk inflamasi. Radang ambing hampir selalu merupakan radang infeksi yang berlangsung secara akut, subakut maupun kronik. Mastitis ditandai dengan kenaikan sel didalam air susu, perubahan fisik, maupun susunan air susu, dan disertai atau tanpa disertai dengan perubahan patologis atas kelenjarnya sendiri.

Faktor Penyebab Mastitis
Faktor Penyebab mastitis pada sapi, kambing atau domba bersifat menurun. Berbagai jenis bakteri telah diketahui sebagai agen penyebab penyakit mastitis, antara lain Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepedermicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas eroginosa. Dilaporkan juga bahwa yeast dan fungi juga sering menginfeksi ambing, namun biasanya menyebabkan mastitis subklinis.

Tanda-Tanda Mastitis
Secara klinis radang ambing dapat berlangsung secara akut, subakut dan kronik. Radang dikatakan bersifat subklinis apabila gejala-gejala klinis radang tidak ditemukan saat pemeriksaan ambing. Pada proses radang yang bersifat akut, tanda-tanda radang jelas ditemukan, seperti : kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah sifat, menjadi pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin, reruntuhan sel maupun gumpalan protein

Tes Mastitis
California Mastitis Test (CMT) Merupakan screening test untuk mastitis subklinis yang bisa digunakan di luar tubuh sapi. Susu segar yang belum direferigator bisa di tes menggunakan CMT sampai 12 jam., pembacaan yang nyata bisa dilakukan sampai 36 jam. Jika susu disimpan, sampel susu harus dicampur dengan baik untuk pengujian karena sel somatic bisa terjadi gumpalan dengan lemak susu. Reaksi CMT harus dinilai selama 15 detik pencampuran karena reaksi lemah akan menghilang setelah itu. Reagen CMT adalah detergen plus bromcresol purple (sebagai indicator pH). Derajat rekasi antar detergen dan nucleus sel DNA adalah pengukuran dari jumlah sel somatic di susu.
Cara melakukan uji ini adalah kedalam empat telapa dimasukkan air susu curahan kira-kira 2ml setiap telapa.untuk menyamakan jumlahya bisa dilakukan dengan memiringkan telapa.setelah itu seiap telapa ditambah reagen. Reagen terdiri dari alkyl aryl sulfonate 3%, NaOH 1,5%, dan indicator Broom kresol purple, dengan eneran terakhir 1:10.000. jumlahnya tidak boleh kurang dari air susu dalam telapa.setelah reagen ditambahkan, telapa dan isinya diputar horizontal dan perlahan selama 10-15 detik.reaksi diamati.  Pada akhir putaran reaksi diamati dan nilai-nilai N (negative), T (Trace), Pos 1, Pos 2 dan Pos 3 digunakan, berdasarkan atas pembentukan gel pada dasar dari larutan. Gumpalan dari jonjot merupakan hasil reaksi antara sel- sel dalam air susu dengan reagen, berwarna putih abu-abu dalam larutan yang berwarna ungu.

Kriteria hasil CMT, jumlah 1 sel per ml air susu dan persentase PMN adalah sebagai berikut: 
Negatif         0 - 200.000 
Trace           150 – 500.000 
Positif           1 400 – 1.500.000 
Positif           2 800 – 5.000.000 
Positif 3        Di atas 5.000.000 
Jumlah sel mencerminkan beratnya proses radang kelenjar susu. Apabila jumlah sel dalam air susu tangki melebihi 300.000 sel/ml diduga pada peternakan yang bersangkutan ada sapi yang menderita radang 
Penentuan diagnosis radang ambing yang bersifat subakut sering sekali semata-mata didasarkan atas perubahan air susu dan penelitian hasil laboratorik. Uji mastitis Whitesite, atau CMT menunjukkan reaksi positif ringan. Pada yang akut, apalagi yang akut, pemeriksaan di lapangan akan memberikan hasil yang konklusif. Pada yang akut pemeriksaan laboratorik selalu dijumpai kenaikan jumlah sel, maupun kuman penyebabnya sendiri. Pada diagnosis banding perlu dipertimbangkan busung yang kebanyakan terjadi setelah kelahiran atau gangguan organik lainnya, baik yang bersifat traumatik maupun yang bersifat infeksi. Gangguan traumatik yang disertai pecahnya pembuluh darah dalam kelenjar dapat menyebabkan air susu yang keluar bercampur darah

Pencegahan dan Cara Penanggulangan Penyakit Mastitis
Pencegahan penyakit mastitis terutama ditujukan pada kebersihan kandang, kebersihan sapi, serta pengelolaan peternakannya. Kandang yang selalu bersih setidaknya mengurangi kemungkinan adanya pencemaran ambing oleh bakteri. Kulit sapi merupakan tempat sementara bagi mikroorganisme. Bakteri streptococcus dan staphylococcus selalu dapat diisolasi dari kulit sapi yang klinis nampak normal. Memandikan sapi mempunyai pengaruh pencucian mikrobia secara langsung. Termasuk pada pengelolaan peternakan adalah jumlah sapi dalam satu kandang. Semakin pendek jarak antara sapi, kemungkinan penularan juga semakin besar. Pedet yang biasa menyusu langsung dari putting induknya dapat bertindak sebagai perantara dalam penularan radang dari perempatan yang sakit ke yang sehat, juga pada betina yang bukan induknya sehingga betina yang sehat dapat tertular. Seyogyanya, pedet segera disapih semuda mungkin dan diberi minum dengan botol ataupun ember.
Pemerahan susu dengan tangan ataupun mesin juga mampu menularkan kuman dari satu sapi ke sapi lain. Pencegahannya tangan pemerah harus dicuci setiap kali akan memulai memerah dan pindah dari satu sapi ke sapi berikutnya. Penting untuk diperhatikan juga yaitu desinfeksi, dengan cara dipping  terhadap putting susu setelah pemerahan. Obat-obat yang biasa dipakai meliputi chlorhexidine 0.5%, kaporit 4%, dan lodophore 0.5-1%, untuk mencegah kontaminasi obat atas air susu, hendaknya ambing dicuci dengan air bersih sebelum pemerahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar